News Update :

Perempuan Koruptor, Antara Peluang dan Hati Nurani

22 Desember 2011


SEKTOR pemerintahan atau publik yang sekarang tidak lagi didominasi kaum pria, menjadikan celah kaum perempuan untuk melakukan penyimpangan.

Mantan Wakil Ketua KPK M Jasin mengatakan, peluang bagi perempuan untuk menjadi pelaku korupsi atau sebagai pencegah korupsi, terbuka sama lebarnya. Artinya, perempuan pun bisa menjadi pemicu korupsi yang dilakukan suami.

Apalagi, sekarang perempuan yang bekerja di sektor publik jumlahnya banyak sekali. Sehingga menurut Sosiolog dan Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Paulus Wirutomo, kecenderungan itu sama.

“Kecenderungan bagi kaum perempuan untuk melakukan tindakan korupsi juga ada, sama peluangnya,” ujar Paulus saat berbincang dengan okezone, beberapa waktu lalu.

Belum lagi, sambung Paulus, korupsi di Indonesia ini sifatnya sistemik, artinya dilakukan secara berjamaah, semua dilakukan bersama-sama.

Siapapun yang berada di lingkaran itu, kecenderungan akan terseret itu besar. Apakah itu perempuan atau pria sama saja.

“Jadi, orang nekat melakukan korupsi bukan terletak pada perempuan atau lelaki. Lebih pada sistem yang berjalan di pemerintahan yang membuat orang nekat melakukannya bersama-sama,” terang Paulus.

Tidak bisa dikatakan, kalau perempuan akan sulit melakukan korupsi karena perempuan lebih canggung, malu-malu, takut atau lebih sensitif. “Tidak setuju bila ada pendapat yang mengatakan itu. Kalau soal korupsi, siapapun berpotensi,” tuturnya.

Ini menunjukkan pelaku korupsi di Indonesia menganggap kejahatan perampokan uang negara itu, bukan lagi suatu pelanggaran hukum, melainkan kebiasaan.

Khofifah Indar Parawansah, Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama mengaku prihatin dengan kondisi negeri ini, yang tumbuh subur kasus korupsi. Apalagi, belakangan muncul kasus-kasus korupsi banyak menyeret perempuan-perempuan Indonesia.

Tidak dipungkiri kalau kejahatan korupsi itu tidak mengenal agama, suku, ras, intelektual. Perempuan, laki-laki sama saja. “Potensi untuk korupsi bukan hanya di wanita saja, tetapi ada di semua segmen politisi, birokrat, dan petinggi-petinggi pemerintahan," tuturnya.

Sekarang ini tidak ada gender, meski potensi itu sebenarnya ada pada lelaki yang mendahului, baru wanita mengikuti para lelaki. “Tapi secara kuantitatif lelakilah yang cenderung untuk melakukan korupsi, karena perempuan biasanya menggunakan perasaan dan hati nuraninya,” bebernya.

Menurutnya, pendekatan keluarga adalah yang paling tepat untuk bisa mengurangi budaya korupsi di negeri ini. Sebab, itu merupakan pendekatan kultural yang paling efektif, dan keluarga itu adalah institusi sosial paling kecil dan paling nyata.

Setelah Nunun Pulang

Rabu, 7 Agustus 2011 adalah akhir pelarian Nunun Nurbaetie. Setelah menghilang dan ditetapkan sebagai tersangka, buron interpol dalam kasus suap cek pelawat itu ditangkap Kepolisian Thailand.

Diciduk di rumahnya di Kota Bangkok, Nunun tampak pasrah. Bermodalkan foto-foto dan bukti dokumen KPK jadi alat pencarian Kepolisian Thailand. Kerjasama dua negara berjalan mulus.

Kepolisian Thailand menyerahkan Nunun ke KPK di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 867. Melalui Bandara Svarnabhumi Bangkok, Nunun pun diboyong ke Jakarta, untuk selanjutnya menjalani proses pemeriksaan di KPK, pada Sabtu malam, (10/12/2011).

Saat ini, Nunun harus mendekam di tahanan Pondok Bambu. Setelah sebelumnya menjalani perawatan di RS Polri, karena alasan sakit. Sejak ditangkap, Nunun juga tak pernah memperlihatkan wajah aslinya, dia selalu menutupnya dengan masker, dan memakai kaca mata hitam.

Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu meninggalkan Indonesia menuju Singapura, dengan alasan berobat, sejak 23 Februari 2010. Saat itu, statusnya sebagai saksi kasus cek pelawat. Karena tak kunjung tiba, KPK memutuskan agar nama Nunun Nurbaetie diajukan ke interpol sebagai buronan.

KPK menganggap Nunun lihai dalam pelariannya. Itu menurut Ketua KPK Busyro Muqqodas, Nunun dilindungi kekuatan besar sehingga sulit tertangkap.

Sekarang, dengan tertangkapnya Nunun, diharapkan ada harapan akan terungkapnya penyandang dana dalam dugaan penyuapan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2004.

Nunun dianggap kunci dari semua rentetan mengungkap kasus suap cek pelawat dan membongkar kasus yang sesungguhnya. Lalu, mampukah KPK terpilih mengungkap mega kasus yang katanya melibatkan kekuatan besar. Kita tunggu gebrakannya. Semoga.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

© Copyright Sekedar Info 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.